Sep 15, 2010

Rumah dan Mobil

Percakapan kita waktu itu sungguh menampar hatiku, tuan. Ternyata tuanku sudah dewasa. I'm gazing you at the time. Make a glimpse of the way you talk and sigh. Nanti disaat kuasa sudah jadi hak milik, saat kita bisa berdiri di atas kaki kita sendiri, saat usia beranjak paro baya, kita langkahkan kaki pada satu chapter baru. Aku bilang padamu. Aku beli mobilnya. Kamu rumahnya. La la la la la..

Curang ya aku. Kamu pasti tahu tuan, harga mobil lebih murah dibanding rumah. Apalagi aku minta tinggal di daerah estate. Kulihat raut mukamu sejenak. Ketidaksanggupan. Dan pasrah. Mungkin bagimu aku terlalu banyak menuntut. Tapi tunggu tuan besar. Kamu harus tahu makna dibalik rumah dan mobil. Aku anak sastra. Jadi kamu harus hati-hati terhadap diksi yang ku pilih.

Rumah itu bagiku tempat berteduh. Dia memberiku kehidupan. Tempat dimana aku pulang setelah lelah mencari uang. Rumah melindungiku dari hujan. Dari tetangga sebelah yang sirik. Sama seperti kamu. Kamu adalah rumahku. Tempat dimana aku berteduh dari terik dan gerimis yang buat ku pening. Tempat dimana saat nantinya teman-teman kantorku bertanya, "Mau kemana?", lalu ku jawab, "Aku mau pulang. Pulang. Pulang ke rumah". Pulang ke kamu tuan. Dan tahukah kamu mengapa aku pilih untuk membeli mobil? Car is portable. It means I can follow every single step you choose. Stood behind your command. Aku tidak mau ah jadi istri durhaka. Aku pasti nurut. Jangan salahkan aku. Agama yang mengajarkan itu. Akan ku antar kamu pada harapan-harapanmu dengan mobilku tentu saja. Kita jemput asa di sana. Bersamamu tuan. Kamu rumahnya, aku mobilnya.

Nah.. Mengerti kan maksudku sekarang? Aku orang baik dan aku engga matre. Jadi buat apa aku menuntutmu banyak-banyak. Itu kewajibanmu. Kamu beli rumah. Aku beli mobil. But hey! Wake up! The story hasn't started yet. It isn't the right time to open our new chapter of life. Lebih baik kamu selesaikan saja dulu itu sarjanamu. Kelak nanti belikan aku rumah yang bagus. Yang pagarnya tidak bisa karatan ditempa panas dan dingin. Yang garasinya luas. Agar mobilku bisa bernafas di dalamnya. Maka aku janji. Pasti akan kubelikan kamu mobil. Yang bannya tidak akan pernah rusak walau berjalan seharian. Nanti kupasang joknya dengan warna kesukaanmu. Kita letakkan sofa di dalamnya. Agar kau nyaman.

Oh ya, yang bensinnya irit tentunya. Aku tahu kehidupan nanti tak semudah yang kita bayangkan. Aku harus pandai berhemat. Maka tuan, mulailah dari sekarang. Gertak semangatmu. Pulangkan kantukmu. Setialah pada fotokopian usang di tasmu. Karena mereka akan mengantarkan kita pada rumah dan mobil kita. Untuk rumah dan mobil kita. Kamu rumahnya, aku mobilnya.


pict by me
p.s. for the reasons that can't be revealed



much love,
Niken

6 comments:

Nurbudiansyah said...

i love you!

dyah sulistiowati said...

nice story ken =)
tuntutan wanita (termasuk akuu) yg sudah menginjak kepala 2, heheee

Fajar Ahmad said...

aku cinta rumahmu, loh??

Niken Pranita Putri said...

@ian: ILYT!

@dyah: thx dee :) mau ga mau harus mau tapi hhe

@bobi: loh?? haha

Rani S Sembiring said...

liat judulnya aja udah wow cen pas liat isinya, baah! langsung hati saya berteriak. "ini gue bangeeeet hahaha "
ternyata ga cumaaa gue nih yg gini, barusan ada yang sms eke Miss cen, temenku Miss M katanya salam kenal sama kamu, trus kata dia, post kamu yang ini dahsyat banget sampe terasa tertampar hatinya hahaha
good job dear! post lagiii :)
muaaaaaaah

Niken Pranita Putri said...

ahh bisa aja miss yg satu ini. iya ini kita bangettt. hhe. slm balik miss buat Miss M. hhe
ayo posting lagi doong :)
:***************

Post a Comment